Wisata Bukit Kapur – Antara Gresik dan Madura

Wih udah lama nggak nulis blog perjalanan. Sepulang dari Alor bulan Juli kemaren, sebenarnya masih banyak PR nulis yang harus diselesaikan karena saya sebenernya tetap bepergian. Ada trip-trip dadakan semisal, nonton konser Kenny G di Prambanan, lalu perlajanan ke Gunung Merapi, perjalanan ke pantai-pantai selatan Jogja, dan terkahir ke Gresik dan Madura. Tapi yang paling bikin nggak enak adalah tulisan tentang perjalanan ke Kupang sesi 2 belum selesai ditulis. Hello! Keburu lupa pergi ke daerah mana saja, secara nama tempatnya nggak familiar.

Baiklah, ada waktu 30 menit sebelum meeting. Saya mau nyicil nulis perjalanan ke Gresik dan Madura.

Trip ini ceritanya test drive Mikha untuk aselerasi. Tanggal 28 November saya berangkat ke Gresik untuk nganterin Alvin ngambil barang di rumahnya. Sebenarnya ini cuman alibi sih, biar ada alasan pergi dari rumah seperti biasanya. Setelah urusan selesai di rumah Alvin, kami bertiga (Alvin, saya dan Meng-meng) pengen pergi ke Bukit Jamur. Setelah cari info ke Kenchoz, ternyata Bukit Jamur cuman buka weekday. Tapi karena kami begundal-begundal yang tidak mau kecewa, akhirnya diputuskan utnuk tetap berangkat ek lokasi, coba-coba siapa tahu boleh masuk.

Setelah 1 jam berkendaraan, tibalah kami di lokasi Bukit Jamur. Jalur masuknya penuh lubang dan genangan air. Saya sempat berpikir bisa nggak si Mikha lewat, secara mobil saya ceper. Tapi namanya kepalang basah, ya sudah mandi sekalian. Ternyata sesampai di pos satpam kami tidak boleh masuk karena banyak truk dan kendaraan berat sedang bekerja.  Akhirnya kami pergi ke tempat lain, di internet ada bukit kapur yang tidak jauh dari sana, ya jauh kali! Ini sejalur dengan jalan ke Pantai Delegan, Lamongan.

Perjalanan kami kali ini agak apes, karena di lokasi Bukit Kapur kami juga tidak diperbolehkan masuk karena sedang ada proses penambangan. Langit tiba-tiba gelap karena saya dongkol. Entahlah, sepertinya alam itu baca isi hati saya dan ikut-ikut kelabu. Saya sakti kan? Enggaaaaak! Akhirnya perut membawa kami ke warung ikan di dekat pantai, dan langit pun kembali cerah. Kayak hati saya.

Di tengah-tengah perjalanan, teman saya si Kenchoz alias Patrick ngasih kabar kalo sebenarnya ada bukit kapur di dekat kota. Jadi kami janjian ketemuan di sana. Yah lumayanlah sebagai pengobat galau karena gagal menuju ke 2 lokasi tadi. Ini foto-fotonya.

Dua minggu berikutnya, kaki saya gatal. Akhirnya setelah saya dan Alvin cari makan kami mau pergi kemana. Hm, tercetuslah ide ke Madura. Beberapa teman kami sudah pernah ke Bukit Kapur Jaddih, daerah Bangkalan. Foto-fotonya kelihatan bagus, dan kami pun memutuskan untuk pergi kesana. Pergi berdua kayaknya kurang enak, gak ada yang gantiin nyetir. Akhirnya kami ajak satu lagi teman si Risya untuk ikut serta.

Bukit kapur Jadih ini sebenarnya punya nama. Goa Poteh yang berada di daerah Jaddih. Saya sempat disasarkan oleh GPS dan Google Map sebelum bertanya pada penduduk setempat. Yang paling saya suka adalah perjalanan dari Bangkalan (kota) menuju ke Jaddih. Saya melihat Madura dari sisi yang berbeda. Rindang dan banyak pohon. Saya suka sekali.

Ini foto-fotonya.

15 Comments Add yours

  1. Dita says:

    Lama banget blognya gak diupdate kak! Kasian fansnya nihh :p

  2. Maaf Dita, maaf teman-teman… saya malah jadi merasa bersalah 🙂
    Saya keseringan sibuk di blog sebelah, jadi yg ini terbengkalaii 🙂

  3. wkwkwk Winny mah kompor 🙂

  4. CV ARISTON KUPANG says:

    good job promoting Indonesia

  5. Pino says:

    Maaf saya merasa membaca

  6. rommel says:

    Same here. Travel will never go away for me, even after I’m between life, work, relationships, and everything else. That’s what passion does to you. 🙂

  7. Thank God, we’ve given this passion. We always come back for it.

  8. viraindohoy says:

    Duh, udah lama penasaran sama Madura.. Kalo kesampaian ke sana, mau ah ke bukit kapur itu..

Leave a comment