Hari ketiga di Munduk, saya kembali ke sawah untuk melihat padi yang kemaren saya tanam. Tiba-tiba ada rasa was-was kalau nanti padi satu persatu saya tancapkan pada tanah berlumpur tidak akan tumbuh dengan baik. Sambil bercengkrama dengan Pak Lengkong, saya menitipkan “padi-padi” saya.
Hari itu saya diajak mbak Ari untuk ke rumah salah satu temannya. Rencananya kami akan belajar cara mengokulasi tanaman kopi. Kopi Munduk memang sangat nikmat. Tiap sore selama saya di Munduk, saya selalu menyeduh kopi ini bersama teman-teman di Don Biyu. Aromanya begitu kuat, ada sedikit aroma air hujan awal (petrichor) dan asamnya juga pas. Sore yang dingin, senja, angin semilir, jaket tebal, dan secangkir kopi dengan pemandangan maha indah adalah paduan yang sempurna!
Saya mulai berjalan turun menuju rumah teman mbak Ari yang kebetulan sejalan dengan arah Air Terjun Melanting. Embun masih menempel erat di pucuk-pucuk daun, karena memang hari masih pagi, dan mungkin juga karena rimbunnya hutan dan belukar membuat kelembaban sangat tinggi. Beberapa kali kami berpapasan dengan anjing penjaga rumah penduduk, meskipun saya suka anjing tapi jika harus berhadapan dengan yang belum saya kenal, saya takut juga.
Rupanya jodoh masih belum berpihak pada kami. Teman mbak Ari yang akan kami datangi tidak berada di rumah. Lagi, kami disambut gonggongan anjing-anjing penjaga rumah. Kami memutuskan untuk meneruskan perjalanan menuju air terjun. Bali, seperti pada kenyataannya, sangat indah. Ini beberapa foto yang sempat saya ambil dengan HP saya.
Next : 17 Januari, KTP hari bersejarah buat saya
Sore yg dingin, kopi, semilir angin bukan paduan sempurna tanpa pacar cyiiinnn.. Huehhehee
Buat apa pacar kalo sendirian lebih keren?
Iyaaaa kaka
Aku lebih keren saat sendiriN
hahahahahahha…. tos…
Im single and very happy banget cyiiinnn…
Ah . . Bali memang selalu indah, bahkan sampai pelosokpun masih dianugerahi keindahan
Sama cyuuuun
Jadi penasaran sama rasa kopinya euy.
wah, kalo masih ada pasti gw bagi.. sayang udah dibagi2 🙂
Huweee? Kalo lain kali bawa kopi lagi boleh minta? *hahahaha langsung nodong*
insyaalah ya…
betul mas Chris..
Eh ternyata masih ada 100 gram. Kalo mau DM alamatmu yes
err. DMnya ke mana? Sayah twitter sudah tak aktip. Baru tadi memfollow twitternya tapi bingung interface twitter yang sekarang itu ngeDM sekarang gimana. Emailnya sampean saya gak ngerti gimana nyarinya. Ahahaha. Maapkan. 😀
Coba cek twiter, tinggal direply aja kok
Ahahaha. Mohon maap merepotkan. 😀
Jojo, aku kok nggak ditawari kopi #ngarepjuga hahaha
Hahahah telat!
Kok ngga ada yang mandi bugil sihhh.
*ngarep*
ya untuk konsumsi sendiri lah… hahahhaha
Hahahahahahah!
EGOIS !
The waterfall from the post that I composed last month was no match to this. Beautiful place you live in!
We have lots of it, please come here Rommel… 🙂
Believe me. If they send me there, I’m there in a heartbeat.
I can see that 🙂